
Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang dipandang baik untuk kemajuan. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ini filosopi yang melatarbelakangi dilakukannya koordinasi dalam rangka Pemetaan Mutu Perguruan Tinggi Tahun 2020 oleh Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang, hari ini, Jumat 26 Juni 2020, bertempat di Ruang Sidang Rektorat Lantai III Gedung Widya Graha Kampus II.
Acara yang dipimpin langsung oleh Rektor Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT pagi ini adalah menindaklanjuti surat LLDIKTI VII tertanggal 12 Juni 2020 yang ditandatangani oleh Kepala LLDIKTI VII Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA. “Tidak perlu mencari tahu mengapa informasi ini baru kita terima, sebaliknya kita harus bersyukur karena kita masih memiliki waktu untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dikenal dalam rangka Anugerah Kampus Unggulan atau AKU. Tahun ini adalah keikutsertaan lembaga ini yang ke-enam kalinya. Tahun 2019 kemarin, Widyagama berada pada posisi ke 76 tingkat Nasional. Tidak ada target yang dibebankan kepada tim, tetapi berharap tim dapat mengisi borang yang tersedia secara tepat dan maksimal, karena penilaian yang akan dilakukan oleh LLDIK VII juga akan disinkronkan dengan informasi yang ada pada PDDikti, Sister, BAN-PT, LAM-PTKes, Simkatmawa, Simlitabmas dan yang lainnya,” demikian Agus Tugas membuka koordinasi.

Borang AKU tahun 2020 ini terbagi menjadi empat bidang dengan 62 kriteria, masing-masing adalah bidang kelembagaan dan kerjasama terdiri dari 20 kriteria, bidang pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari 13 kriteria, bidang riset, pengembangan dan inovasi terdiri dari 12 kriteria dan bidang pembelajaran dan kemahasiswaan terdiri dari 17 kriteria. Untuk pengisian semua kriteria yang ada, Rektor telah membentuk tim yang melibatkan bagian dan UPT yaitu BAU, BPM, P2K, Humas, PDPT-IT, LPPM dan BAAK, yang dikomandani oleh Drs. Bambang Budiantono, MS, Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM).
Tidak banyak perbedaan kriteria dengan tahun 2019 kecuali bidang kelembagaan dan kerja sama pada kriteria ke-20 tentang learning management system (LMS) atau yang selama ini dikenal dengan SPADA, tetapi ada dua hal yang ditekankan oleh LLDIKTI VII yaitu bahwa data yang dilaporkan tidak dapat diperbaiki kembali dan ketidaklengkapan data pada saat verifikasi akan mempengaruhi skor kinerja. Perhatian lebih lanjut yang ditekankan oleh LLDIKTI VII adalah adanya sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku bilamana ditemukan pemalsuan data.
Bambang Budiantono sebagai koordinator pengisian borang berjanji akan melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan baik. “Ini pengalaman pertama buat saya. Saya akan melakukan tugas ini secara maksimal tentunya dengan dukungan semua pihak. Meskipun Rektor tidak memberikan target, tetapi secara implisit saya menangkap harapan beliau bahwa tahun ini UWG bisa meraih posisi ke-67. Karena waktu yang relatif singkat, kami akan menjadwalkan tim melaporkan progresnya setiap minggu. Kerja tim ini diuntungkan karena pada saat ini lembaga juga menyiapkan pengisian borang Simanis (Sistem Manajemen Inovasi) dan Simkatmawa (Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan), dan sebagaian besarnya anggotanya adalah orang-orang yang sama,” demikian janji Bambang. (san/pip/red:rh)



