TASARU (Taman Sari Ruhaniah) META YURIDIKA akan menjadi agenda tahunan Fakultas Hukum Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang ke depan. Ini diniatkan oleh Dekan FH Dr. Purnawan Dwikora Negara, SH, MH: “Dies Natalis ke-50 UWG menjadi awal dan dasar pertimbangan kami agar memiliki makna lebih bagi masyarakat. Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan sepanjang Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang meliputi menyelenggarakan ceramah, tarawih dan kuliah subuh, silaturahmi ke mushalla dalam bentuk safari dengan berbagai kegiatan antara lain mengganti mukenah dan sarung yang lebih layak, juga melakukan santunan-santunan.”
Disamping Sang Dekan, dua orang yang terlibat langsung dalam program ini adalah Dr. Lukman Hakim, SH, MHum dan Dr. Zahir Rusyad, SH, MHum. Lukman bertugas menjadi penceramah shalat tarawih dan kuliah subuh, juga imam dan khatib shalat Idul Fitri. Sementara itu Yoes (panggilan akrab Zahir Rusyad) bertugas sebagai coordinator kegiatan sosial pengadaan mukenah dan sarung.
“Pola Ilmiah Pokok (PIP) lembaga ini adalah Keindonesiaan, Keislaman dan Kewirausahaan. Ketiganya seyogyanya harus diimplementasikan secara serentak. Implementasi basis keilmiahan Keislaman diwujudkan dalam kegiatan TASARU META YURIDIKA yang juga menjadi sarana pengabdian masyarakat yang menggabungkan keilmuan dosen dengan dasar agama Islam,” demikian penjelasan Pupung (panggilan akrab Purnawan) lebih lanjut.
Rangkaian kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak tanggal 27 April 2021, hari ke-15 Puasa Ramadhan dan akan berakhir nanti tepat pada Idul Fitri 1442 H yang jatuh pada Kamis 13 Mei 2021. Lokasi seluruh kegiatan ini adalah Desa Taji Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, yang merupakan desa terpencil yang terletak pada perbatasan antara Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS) dengan Kabupaten Pasuruan.
Ada rangkaian sejarah mengapa lokasi ini dipilih. “Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang memiliki ikatan psikologis yang kuat dengan TN-BTS, sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Saat itu, beberapa dosen menjadikan daerah budaya dan eksotis Tengger sebagai lokasi penelitian dan pengabdian masyarakatnya selama bertahun-tahun. Tak heran bila kemudian terjalin ikatan psikologis yang kuat terutama dengan pemuka masyarakat saat itu, yaitu Mulyadi Bromo Putro, salah satu change agent di wilayah yang kental dengan nuansa agama ini,” ungkap Dekan FH periode ke-2 ini. Untuk menuju ke TN-BTS, salah satu wilayah yang terlewati adalah Desa Taji. “Karena beberapa kali terlewati, kami jadi tahu benar bagaimana kondisinya dan inilah yang kemudian kami putuskan,” tambahnya.
FH-UWG menutup kegiatan TASARU ini pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Kampung Sidodadi Krajan. “Ini atas permintaan masyarakat,” tekan Pupung. Dr. Lukman Hakim, SH., MHum kembali ditunjuk untuk menjadi Imam dan Khatib, yang akan mengambil tema khutbah: “Menjadi Indonesia Lewat Taji: Bersatu Melalui Menyelesaikan Semua Persoalan Masyarakat Lewat Masjid” yang akan menekankan pada pentingnya iman dan fungsionalitas masjid untuk kemasyarakatan dan kehidupan berbangsa bernegara. (san/pip/red:rh)



