Malang, Jumat, 6 Desember 2024 – Unit Pembinaan Pengembangan dan Pengamalan Agama Islam (P3AI) Universitas Widyagama Malang (UWG) menggelar kajian Islam bertema “Urgensi Tauhid dalam Kehidupan”. Acara yang berlangsung di Masjid Al Farabi Kampus 3 UWG ini menghadirkan Prof. Dr. Heri Pratikto, M.Si., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang (UM), sebagai penceramah.
Dalam pemaparannya, Prof. Heri menekankan bahwa tauhid, yakni keyakinan terhadap keesaan Allah, adalah inti dari ajaran Islam dan memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan manusia. Beliau menjelaskan bahwa tauhid berfungsi untuk:
1. Membentuk kepribadian: Tauhid yang kuat mendorong seseorang untuk melakukan amal kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
2. Membebaskan dari perbudakan mental: Tauhid mengajarkan manusia untuk tidak bergantung kepada makhluk lain.
3. Menjaga dari nilai-nilai palsu: Keyakinan ini melindungi manusia dari pengaruh hawa nafsu dan godaan duniawi.
4. Menemukan arah hidup: Tauhid memberikan panduan yang jelas dalam menjalani kehidupan.
5. Menanamkan rasa percaya diri: Tauhid membantu manusia memahami harga dirinya sebagai makhluk Allah.
Nilai Tauhid dalam Kehidupan
Dalam kajian tersebut, Prof. Heri mencontohkan kisah Nabi Ibrahim yang menunjukkan keyakinan luar biasa terhadap Allah. Nabi Ibrahim percaya sepenuhnya bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan mengarahkan hidupnya sesuai petunjuk-Nya. “Ketika manusia memahami bahwa dirinya diciptakan dalam kondisi lemah, mereka harus menyadari bahwa ujian diberikan untuk mengangkat derajat dan menguji amanah. Tauhid adalah kunci untuk menghadapi ujian ini,” jelas Prof. Heri.
Beliau juga mengutip Surat Al-Maidah ayat 35, yang menyerukan kepada orang-orang beriman untuk bertakwa kepada Allah, mencari wasilah (jalan) mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihad di jalan-Nya. Ayat ini mengingatkan pentingnya ikhlas dalam beramal sebagai bentuk keyakinan kepada Allah.
Tauhid Sebagai Pedoman Hidup
Tauhid, lanjut Prof. Heri, memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan yang benar akan mendorong seseorang untuk bertakwa, memiliki rasa takut kepada Allah, serta mendekatkan diri kepada-Nya. Orang yang berilmu adalah mereka yang memiliki rasa takut kepada Allah, karena ilmu yang bermanfaat berasal dari-Nya.
Beliau juga menekankan bahwa bersyukur adalah salah satu wujud ikhlas dalam menerima ketentuan Allah. “Keikhlasan dan rasa syukur akan membawa seseorang pada kedekatan dengan Allah, menjadikannya mampu mengemban amanah hidup dengan baik,” tuturnya.
Kajian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai tauhid dalam membangun kehidupan yang lebih baik.(San/pip)
