Ide ini muncul dari beberapa peserta Cheeese Making Class dari unsur dosen FP UWG setelah sukses mengikuti Workshop dan Training yang berlangsung selama sehari di Laboratorium Pengolahan FP UWG pada awal Nopember 2019. “Cara pembuatan mudah, bahan tidak sulit diperoleh dan kemanfaatan hasilnya luar biasa untuk produksi berbagai pangan olahan, dapat menjadikan pembuatan keju ini menjadi satu kompetensi yang berpeluang cukup besar untuk dikembangkan jadi sebuah usaha ekonomi,” jelas Dr. Ir. Tri Wardhani, MP, salah satu peserta yang juga Asesor Kompetensi jebolan LSP Pertanian Nasional Wonojati.
Dibawah instruktur Nisa Karima, praktisi keju natural Nineri Dairy House, 24 orang peserta semuanya puas karena sukses membuat mozzarella, ricotta dan butter. Kegiatan sehari yang digelar oleh Program Studi Teknologi Hasil Pertanian FP UWG ini diikuti oleh berbagai komponen masyarakat dengan beragam profesi antara lain dosen, guru, ibu rumahtangga (peserta umum) dan mahasiswa. Peserta tidak hanya bergender perempuan saja, ada juga dari kelompok laki-laki.

“Usulan menjadikan pembuatan keju menjadi salah satu pilihan pada skema kompetensi di LSP Pertanian Nasional Wonojati sangat bisa diterima agar calon asesi memiliki alternatif pilihan yang lebih banyak. Kemanfaatan ketrampilan ini juga luar biasa mengingat mozzarella, ricotta maupun butter punya nilai guna yang luar biasa pada kegiatan pengolahan pangan,” komentar Ir. Enny Sumaryati, MP, Ketua Program Studi THP yang juga Asesor Kompetensi LSP Pertanian Nasional.
Komentar peserta lainnya yang juga mendukung bahwa tiga produk yang berhasil dibuat hari itu memiliki nilai manfaat yang luar biasa dalam kegiatan pengolahan pangan, menguatkan semangat Tim Asesor LSP Pertanian Nasional dari FP UWG untuk segera merealisasikan usulan tersebut.
Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan hari itu menjadi alasan bagi Prodi THP untuk merancang kegiatan yang sama dengan topik yang berbeda di masa yang akan datang. “Ini adalah bagian dari dinamika Prodi dan HMJ THP. Disamping akan berdampak positif pada akreditasi prodi, kegiatan ini dapat dikatakan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, artinya memberikan ketrampilan kepada masyarakat yang berpeluang dikembangkan sebagai usaha produktif yang menguntungkan,” tambah Enny. (san/pip/red:rh)



