Sudah jamak terjadi, manakala terjadi sesuatu, ada dampak ikutan yang terjadi. Merebaknya Covid-19 memaksa pemerintah dan banyak organisasi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, mulai dari sosialisasi tentang cara-cara pencegahannya, baik secara personal maupun secara umum sampai dengan himbauan untuk melakukan social distancing dan physical distancing. Dari sekian banyak aksi tersebut, tidak disadari ada dampak ikutan yang perlahan tapi pasti bahkan tanpa disadari bukan tidak mungkin akan menimbulkan problem baru.
Salah satu sosialisasi pencegahan perluasan penularan Covid-19 yang gencar disampaikan melalui media daring sampai dengan bentuk konkrit penyediaannya di lapangan adalah salah satu dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam bentuk cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir selama 20 detik setiap dua jam. Disatu sisi, ini adalah cara yang paling efektif untuk mencegah penularan, tetapi ada hal lain yang perlu menjadi perhatian. Ini ditangkap oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang (BEM FH UWG).
Bila yang lain gencar mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), BEM-FH justru mengingatkan akan penghematan pemakaian air. Gubernur Mahasiswa FH Adithya Tri Firmansyah R melakukan analisis: “Sekali kita melakukan cuci tangan dengan air mengalir selama 20 detik, minimal 1,5 hingga 2 liter air terbuang. Bila dalam satu hari, satu orang mencuci tangannya sebanyak 10 kali, artinya 15 hingga 20 liter air terbuang. Bila dalam satu rumahtangga terdapat 5 orang anggota keluarga, maka dalam satu hari 75 hingga 100 liter air terbuang. Kita aman dari covid-19 tetapi kemudian dunia akan krisis air bersih.”
“Mencuci tangan penting untuk mencegah perluasan penyebaran virus mematikan ini, namun hemat air juga harus menjadi perhatian,” tambah pria ganteng berkacamata ini. Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, disarankan empat langkah penghematan air saat Covid-19 yaitu (1) Nyalakan kran air, basahi tangan secukupnya, (2) Matikan kran, sabun rata seluruh area telapak, punggung dan pergelangan tangan selama 20 detik, (3) Nayalakan kran, bilas tangan dan bilas juga tuas kran dan (4) Matikan air, selesai.
Ilmu tentang Hukum Lingkungan ternyata menginspirasi Adit: “Air adalah sumber penghidupan manusia. Menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menyelamatkan bumi dengan menghemat pemakaian air untuk keberlangsungan kehidupan dimasa yang akan datang yang lebih baik, harus dilakukan. Pandemi Covid-19 dan sosialisasi cuci tangan dengan air mengalir dengan intensitas yang tinggi tentunya berdampak pada semakin berkurangnya ketersediaan air bersih bagi kehidupan.”
Sosialisasi yang disampaikan lewat berbagai media sosial yang akrab di kalangan kelompok milenial ini bertujuan menghindari risiko lain yang tidak disengaja sebagai akibat pelaksanaan kewajiban yang penting untuk mencegah perluasan penyebaran virus berbahaya Corona.(san/pip/red:rh)



