PELAJARAN BERHARGA DARI PANDEMI COVID-19: BEHAVIOR AND TRUST

oleh | Mei 18, 2020 | Berita | 0 Komentar

Inilah simpulan yang dicatat oleh Wakil Rektor III UWG Dr. Ir. Rita Hanafie, MP saat mengikuti Webinar Nasional Bidang Kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Hasanudin Ujung Pandang Sabtu 16 Mei 2020. Webinar by Zoom dengan tema Implementasi Kebijakan Kampus Merdeka Bidang Kemahasiswaan Melawan Covid-19 menghadirkan tiga narasumber yaitu Prof. Dr. drg. A Arsunan Arsin, MKes, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas; Dr. Devie Rahmawati, SSos, MHum, Direktur Kemahasiswaan UI; Dr. Ir. H. Zakir Sabara H Wata, ST, MT, IPM ASEAN. Eng, Dekan FTI UMI dan Dr. Muh Hasrul, SH, MH, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FH Unhas.
“Covid-19 jangan dilawan, tetapi harus dihadapi. Kondisi saat ini hampir mirip dengan konsep kampus merdeka. Kemampuan riil mahasiswa yang diwujudkan dalam kinerja aktual menjadi ukuran kompetensi. Ini situasi yang sulit diprediksi. Kampus harus beradaptasi untuk menerima New Normal. Gelombang pandemi yang naik turun, nantinya akan memaksa kampus melakukan buka tutup, bila kebijakan pemerintah membuka kembali kampus pada Juni 2020,” demikian Arsunan menyampaikan.
Universitas Muslim Indonesia rupanya sudah lebih siap menghadapi pandemi ini.  Zabir Sabara menjelaskan: “UMI sudah lama memiliki konsep kelas outdoor dengan berbagai fasilitas antara lain ruang kelas terbuka, kelas theater terapung dan ada danau. Gedung hanya untuk kantor dan laboratorium. Ini tantangan dan kebutuhan ke depan agara social distancing dan physical distancing tetap dapat dipertahankan.”

Devie Rahmawati, satu-satunya narasumber perempuan pada webinar tersebut menyebutkan bahwa saat ini kampus tidak boleh lagi menjadi menara gading. Kampus harus hadir langsung di tengah-tengah masyarakat. “Kita harus melakukan tiga hal: Academic Social Responsibility, Building Online Environment dan Communication.”  Perempuan cantik berhijab itu juga menambahkan saat sistem pembelajaran daring ini dilakukan ada dual hal yang patut menjadi perhatian yaitu Behavior dan Trust. “Awalnya pembelajaran daring ini dianggap lebih santai, ternyata kenyataannya justru membuat mahasiswa menjadi stress karena banyaknya tugas.  Belum lagi masalah fasilitas, terutama ketersediaan jaringan dan kuota. Kondisi ini harus benar-benar dipahami oleh dosen. Juga adanya saling percaya antara dosen dan mahasiswa, karena semua berjalan sendiri-sendiri dan belum ada alat kontrol yang memadai. Pada masa seperti ini tidak ada alasan untuk memberikan nilai buruk kepada mahasiswa.”  Devie menutup paparannya dengan himbauan antar perguruan tinggi saling bergandeng tangan berbagi metode pembelajaran yang paling tepat.

Dekan FH Unhas  Prof. Dr. Farida Patittingi, SH, MHum menutup webinar 120 menit yang diikuti oleh lebih dari 270 peserta ini dengan: “Ini adalah energi baru. Semua perguruan tinggi harus mampu beradaptasi dengan berkreasi menciptakan inovasi dengan saling berkolaborasi.” (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG