PURBO ANGKAT SPIRULINA UNTUK TINGKATKAN IMUNITAS

oleh | Sep 13, 2020 | Berita | 0 Komentar


Lengkaplah persiapan Purbo Suwandono, ST, MT untuk memenuhi undangan Deputi Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Senin 14 September 2020 besok pada Video Conference Meeting Pengumuman Penerima Pendanaan Program Pemberdayaan Masyarakat – UKM Indonesia Bangkit Tahun 2020. Didampingi oleh Ketua LPPM UWG Ir. Gigih Priyandoko, MT, PhD, Purbo siap melakukan presentasi terbaiknya sebagai representasi dosen kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang.
Dari 13 jugdul proposal program Pemberdayaan Masyarakat – UKM Indonesia Bangkit Tahun 2020 yang dikirimkan oleh kampus yang dipimpin oleh Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT ini, Pengembangan UKM dalam Bidang Pertanian Mikroalga (Spirulina) di Daerah Urban Berbasis Internet of Things (IoT) menjadi satu diantara 32 judul yang diundang pada acara tersebut. Lima belas slide Power Point sudah disiapkan oleh dosen muda Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin yang pendiam ini.
Berkelompok dengan Ir. Gigih Priyandoko, MT, PhD; Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS dan Andy Hardianto, ST, MT, Purbo menangkap beberapa permasalahan pada VerteBleue (VB Spirulina Farm) milik Riza Ady Sampurna, SS, sebuah usaha yang bergerak dibidang agrikultur spirulina, sebuah komoditas pertanian yang berfungsi meningkatkan kinerja sistem imunitas tubuh terkait aktivitas anti-viral, yaitu kurangnya kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang sudah ada, kurangnya produktivitas pertumbuhan Spirulina, dan proses quality controll untuk menjaga kualitas produk dalam bersaing dengan pasar global. Dari analisis situasi yang dilakukan bersama timnya, Purbo menemukan ide untuk membantu mencarikan solusi atas permasalahan yang ada pada UKM di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ini, yaitu pembangunan kolam komersial dalam green house dan perangkat IoT untuk menjaga parameter pertumbuhan Spirulina.
Manakala ide yang dikolaborasi empat program studi (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Agroteknologi dan Teknik Industri) ini diimplementasikan, Purbo berharap terjadi peningkatan kapasitas produksi dan produktifitas. “Saat ini produksi yang dapat dilakukan oleh VerteBleue hanya 40 g bubuk kering per minggu dengan produktifitas 8 g kering/m3/hari. Dengan perangkat yang akan didesain, diharapkan estimasi produksi meningkat hingga 500 – 750 g per minggu dengan peningkatan produktivitas pertumbuhan Spirulina hingga 14 g kering/m3/hari,” jelas pria yang masih melajang ini.
Komoditas langka Spirulina ini dipilih Purbo dengan pertimbangan bahwa bakteri hijau-biru ini telah dicanangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai makanan yang mengandung nutrisi paling ideal bagi umat manusia karena mengandung protein, multivitamin, mineral dan asam amino. Budidaya Spirulina sangat sesuai dengan wacana revolusi industri 4.0 dalam konteks usaha pengadaan energi terbarukan dan peningkatan ketahanan pangan pada masa pandemi Covid-19. (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG