TATIK SURYANI: PT JANGAN JADI KOLEKTOR MoU

oleh | Des 15, 2020 | Berita | 0 Komentar


Pernyataan ini disampaikan oleh Prof. Dr. Tatik Suryani, MM salah satu narasumber Workshop Penyusunan MoU Kerjasama Internasional dengan Perguruan Tinggi Asing di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Angkatan II Tahun 2020 yang diselenggarakan pada Senin dan Selasa, 14-15 Desember 2020 di Hotel Swiss-Belinn Airport Sidoarjo. Paparan Tatik Suryani ini disampaikan setelah pada sesi pertama Sekretaris Pelaksana LLDIKTI VII, Dr. Widyo Winarso, MPd, membuka kegiatan secara resmi.
Widyo Winarso, yang mulai aktif sebagai orang kedua di lembaga yang melayani seluruh perguruan tinggi swasta di Jawa Tmur ini memberikan beberapa penekanan pada presentasinya setelah membuka acara. Hal pertama yang disampaikan oleh tokoh yang juga berpengalaman melakukan kerjasama luar negeri ini adalah mengingatkan kepada seluruh peserta akan Pesan Ibu 3 M selama kegiatan berlangsung. “Bukan hanya 3M, tetapi 5M, karena kita juga harus Makan dan Minum secara berkualitas agar imunitas kita tetap terjaga….”, candanya yang langsung disambut dengan tepuk tangan seluruh peserta. “Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mensyaratkan adanya kerjasama, yang harus dikelola secara serius dan tidak boleh lepas dari renstra, bahkan statuta perguruan tinggi masing-masing. Delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terbagi dalam tiga kelompok besar indikator semuanya mengarah kepada satu kata yaitu bekerja. Untuk dapat memenuhi hal tersebut maka kolaborasi menjadi sesuatu yang wajib dan mutlak. Tiga kelompok besar indikator tersebut adalah Graduates Quality, High Quality Lecturers and Tutors dan Curriculum Quality, yang berujung pada kualitas sebuah perguruan tinggi.”
Senada dengan Widyo Winarso, pemateri kedua Tatik Suryani yang sehari-hari adalah dosen STIE Perbanas menyebutkan bahwa kualitas sebuah perguruan tinggi akan menjadi penilaian pertama mitra yang akan mau bekerjasama. “Kita tidak akan pernah tahu kapan pandemic Covid-19 ini akan berakhir, tetapi kita harus tahu bahwa kerjasama tidak pernah dan tidak boleh berakhir. Harus ada kreatifitas untuk menjalin kerjasama baru dan memperluasnya. Yang lebih penting adalah perlu ada evaluasi sejauh mana dan seberapa banyak kegiatan yang terealisasi”.
Pembicara terakhir yang mantan Rektor Universitas Kristen Petra Prof. Ir. Rolly Intan, MASc, Dr. Eng lebih banyak bercerita tentang Best Practise bagaimana selama ini Universitas Kristen Petra menjalankan berbagai program kegiatan sebagai implementasi dari Kerjasama Internasional yang dilakukan lembaganya. Sesi ini menjadi yang paling menarik karena ditampilkannya juga video-video kegiatan.
Wakil Rektor III Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang, Dr. Ir. SRDm Rita Hanafie, MP, yang salah satunya membidangi Kerjasama, yang hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa: “UWG sudah melakukannya sejak beberapa tahun yang lalu dengan berbagai bentuk kegiatan, diantaranya kegiatan International Conference. Beberapa perguruan tinggi di Malaysia telah dirangkul, diantaranya Universiti Malaysia Pahang (UMP) dan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Di PT terakhir ini kegiatan yang dilakukan adalah Program Student Exchange. Yang saat ini sedang proses adalah dengan Universiti Malaysia Kelantan (UMK) dan dalam penjajagan adalah ICUTK Rajamangala Krungthep Thailand. UWG juga pernah melakukan penjajagan dengan Universiti Utara Malaysia (UUM). Sebagaimana target Rektor Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT, kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri ini akan terus ditingkatkan.” (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG