ENGINEERING CAMP: BANGUN SOLIDARITAS DAN KEBERSAMAAN

oleh | Apr 15, 2021 | Berita, Kabar Mahasiswa | 0 Komentar

“Membangun Rasa Solidaritas dan Kebersamaan Mahasiswa Teknik Sipil” adalah tema yang diangkat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT) Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang pada gelaran Engineering Camp yang dilaksanakan secara indoor pada Sabtu 10 April 2021 di Auditorium Kampus III. Dengan penerapan protokol kesehatan ketat, antara lain dengan mengisi ruang berkapasitas 200 orang hanya untuk 50 orang saja, Ketua Pelaksana Ahmad Farhan, menjelaskan secara detail teknis pelaksanaan agrenda rutin tahunan BEM FT menyambut keluarga barunya, mahasiswa Angkatan 2020/2021.

“Tidak ada kata terlambat untuk sebuah hal baik,” demikian Ahmad mulai menceritakan latar belakang kegiatannya. “Pertemuan secara daring sudah beberapa kali kami lakukan, namun masih dirasakan ada sesuatu yang kurang pas, dan ini sangat terkait dengan kepengurusan organisasi mahasiswa khususnya di lingkungan FT ke depannya. Oleh karena itu, dengan penerapan protokol keehatan yang ketat, kami lakukan pertemuan tatap muka ini dengan mengundang perwakilan mahasiswa dari masing-masing program studi, sementara mahasiswa lainnya disilakan mengikuti melalui media daring dengan menggunakan platform zoom meeting,” tambahnya.

Kegiatan bertujuan membentuk karakter mahasiswa yang beretika, berjiwa pemimpin, bertanggungjawab, memiliki solidaritas, dan memiliki jiwa organisasi ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik Dr. Istiadi, ST, MT. “Disamping aktif berorganisasi di lingkungan kampus, mahasiswa Teknik Sipil juga diharapkan berperan aktif dalam pengusulan proposal dana hibah, baik itu dari Belmawa maupun dari Puspresnas,” demikian inti sambutan Istiadi.

Tiga pembicara dihadirkan pada kesempatan itu, yaitu  Yongga Primadana, Dr. Ir. Rita Hanafie, MP dan  Muhammad GhazaIi Arrahim, ST. “Narasumber sengaja kami pilih dari berbagai komponen yaitu mahasiswa, dosen dan pejabat struktural agar tujuan utama membangun rasa solidaritas antar dan diantara para mahasiswa dapat dicapai. Dengan mahasiswa senior agar estafet organisasi berjalan dengan alami dan lancar, dengan dosen muda agar gap antara dosen dan mahasiswa dapat diatasi, dan dengan pejabat struktural agar ada keyakinan dalam diri mahasiswa baru bahwa berorganisasi saat menjadi mahasiswa adalah hal penting untuk mendapatkan softskill,” demikian Puguh Aji Kususma Putra, Ketua BEM FT menambahkan.

Tiga materi penting yang disampaikan pada waktu yang relatif singkat saat itu adalah Leadership, Keorganisasian dan Solidaritas. “Kak Yongga tadi menyampaikan bahwa ciri umum pemimpin yang berhasil adalah kelancaran berbicara, kemampuan untuk memecahkan masalah, kesadaran akan kebutuhan anggota, keluwesan, kesediaan menerima tanggungjawab, ketrampilan sosial dan kesadaran akan diri dan lingkungannya,” demikian Achmad sang ketua pelaksana mereview inti paparan pada sesi pertama, yang disampaikan oleh senior angkatan 2017.

Rita Hanafie, pembina seluruh organisasi mahasiswa di Universitas Widyagama Malang pada intinya menyampaikan bahwa aktif berorganisasi di lingkungan kampus menjadi kewajiban setiap mahasiswa, karena organisasi mahasiswa menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa untuk menemukan jati diri.  “Yang penting komitmen dan konsisten. Membangun komitmen jauh lebih mudah dari pada mempertahankan konsistensi. Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa,” demikian Rita menutup paparannya. “Solidaritas tidak harus muncul setelah ada konflik. Faktor keluarga dan lingkungan sangat mendukung,” kata Puguh menyimpulkan paparan materi Ghazali.

Acara menjadi demikian gayeng dengan tampilnya moderator yang mampu menjembatani diskusi antara narasumber dan seluruh peserta. (san/pip/red:rh)

 

 

Berita Terbaru UWG