HASRIADI MASALAM ANGKAT ISU REPEASANTIZATION UNTUK KAUM MILENIAL AGAR TERTARIK PADA USAHA PERTANIAN

oleh | Apr 25, 2021 | Berita | 0 Komentar

Satu isu menarik yang diangkat oleh Hasriadi Masalam pada Webinar Kolaboratif dan Partisipatif, kerjabareng antara Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang dan Universitas Kadiri Kediri adalah repeasantization. Pendapat kaum Marxist populis-radikal ini menyatakan bahwa petani adalah penopang kebutuhan pangan sehari-hari yang perlu dipelihara sebelum bahan pangan bisa diproduksi secara masif dan mampu memenuhi kebutuhan dunia. Kelompok ini yakin bahwa petani akan tetap ada karena cara-cara rasional yang dimiliki dan keterlibatannya dalam menyiasati kehidupannya sehari-hari. Dalam waktu yang sama mereka akan menjadi pemilik tenaga dan pemilik alat produksi yang potensial dan saling mengisi dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.

Acara yang digelar pada Sabtu 24 April 2021 dan menghadirkan dua pembicara yaitu Hasriadi Masalam, PhD dan Ir. Eko Yuliarsha Sidhi, MP, diawali dengan sambutan Dekan Fakultas Pertanian UWG Dr. Ir. Darmadji, MP. “Beberapa landasan dipilihnya topik ini adalah alih fungsi lahan yang tak terkendali dari tahun ketahun dan kenyataan bahwa begitu banyak bisnis pertanian yang memiliki prospektif luar biasa ke depannya,” demikian Darmadji. Ditambahkan oleh Dosen Program Studi Agribisnis ini bahwa kepada para milenial harus terus menerus diberikan wawasan untuk menjadi petani milenial yang maju, mandiri, unggul dan sejahtera. “Kegiatan pagi ini adalah implementasi program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), tepatnya Indikator Kinerja Unggulan ketujuh yaitu saling menguatkan dan memberikan manfaat.”

Dalam sambutan pembukaannya, Rektor Universitas Widyagama Malang Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT mengapresiasi kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh FP UWG dan UNIK. “Tema yang diusung, Penguatan Petani Milenial menuju Pertanian Berkelanjutan, sangat bagus. Sebagai negara agraris kita punya tanggungjawab untuk keberlanjutan sektor pertanian. Perubahan alih fungsi lahan harus menjadi tantangan. Solusi untuk mengusahakan pertanian di lahan terbatas harus terus dicari sehingga kegiatan pertanian tidak hanya menggantungkan wilayah pedesaan, tetapi dapat juga dilakukan di kota,” demikian Agus Tugas. Pada akhir sambutannya Rektor kelima UWG ini juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada seluruh peserta yang hadir pada webinar kolaboratif   dengan platform Zoom Meeting ini.

Pembicara pertama pada kegiatan ini, Hasriadi Masalam, PhD, menyampaikan dua hal penting yaitu tiga isu: regenerasi petani, pendidikan dan citra muram petani dan inisiatif pendidikan menuju repeasantization. Selanjutnya Director of KITA (Kemitraan Indonesia untuk Kemanusiaan dan Keberlanjutan) ini juga menyampaikan lima tantangan yaitu sektor pertanian yang tidak dipandang dapat menjanjikan, kesulitan mengakses lahan bagi para pelakunya, harga pasar yang rendah untuk komoditas hasil pertanian, tidak dilibatkannya petani kedalam pengambilan keputusan dan pendidikan yang tidak kontekstual yang mengasosiakan petani dengan bekerja on-farm, padahal kegiatan sektor pertanian adalah sangat beragam dari hulu hingga ke hilir.

Pembicara kedua Ir. Eko Yuliarsha Sidhi, MP banyak mengupas tentang lima syarat mutlak pengembangan sektor pertanan sebagaimana dikemukakan oleh Mosher yaitu adanya pasar, adanya teknologi yang senantiasa berubah, adanya sarana produksi yang tersedia secara lokal, adanya insentif kepada petani dan adanya transportasi yang memindahkan produksi dari sentra produksi ke wilayah konsumen.

Kagiatan yang dimoderatori oleh Nugraheni Hadiyanti, SP, MP ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta, baik dari UWG, UNIK maupun peserta dari luar penyelenggara ini penuh dengan diskusi menarik baik dari mahasiswa maupun para dosen. Semua pertanyaan dijawab dengan lugas oleh para pemateri. (san/pip/red:rh)

 

Berita Terbaru UWG