Peduli Difabel, Tim Pengabdi UWG Gandeng Tithiek Tenger untuk Olah Coklat Karakter

oleh | Sep 17, 2024 | Berita | 0 Komentar

15 September 2024 – Seniman topeng Malangan Djoko Rendy baru-baru ini menggelar sebuah pelatihan untuk kaum difabel di Kota Malang. Dikenal karena latar belakangnya yang unik sebagai seorang seniman sekaligus mantan “anak jalanan,” Djoko Rendy telah lama menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap anak-anak difabel di area Kota Malang.

Berkolaborasi dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Malang, Djoko Rendy menginisiasi program aktivitas vokasi di bawah naungan Tithiek Tenger, yang bertujuan untuk memberikan pengayaan materi bagi siswa difabel. Program-programnya dirancang untuk melengkapi dan memperluas pengetahuan serta keterampilan yang telah diterima siswa di sekolah mereka.
Yayasan Tithiek Tenger berhasil menunjukkan potensi luar biasa dari para siswa melalui berbagai produk kreatif, termasuk batik Malangan, coklat dengan karakter topeng Malangan, produk jamu tradisional, serta topeng Malangan itu sendiri. Produk-produk tersebut dipajang dan dijual di beberapa tempat strategis, seperti lobi gedung DPRD Kota Malang, Hotel Grand Mercure Malang, dan galeri Tithiek Tenger yang terletak di Pasar Besar Bareng. Hal ini memberikan kesempatan bagi para siswa difabel untuk memamerkan keterampilan mereka dan memperoleh penghasilan dari hasil karya mereka.

Pada tanggal 15 September 2024, sebanyak 60 orang kaum difabel binaan Tithiek Tenger, bersama dengan anak difabel di lingkungan Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang, mengikuti “Pelatihan Peningkatan Rasa dan Kualitas Coklat.” Pelatihan ini dipandu oleh I Putu Gergana Arya Eka Paksi, S.Pd., seorang wirausahawan produk olahan coklat. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat DRTPM 2024 yang diselenggarakan oleh tim dosen Universitas Widyagama Malang, yang dipimpin oleh Andy Hardianto, S.T., M.T. Anggota tim lainnya termasuk Dadang Hermawan, S.T., M.T., dan Syahroni Wahyu Iriananda, S.Kom., M.Kom.

Dalam sesi pelatihan ini, Djoko Rendy mengumumkan bahwa sebagai tindak lanjut, akan dibentuk grup WhatsApp yang beranggotakan pengelola Tithiek Tenger dan para orang tua atau pendamping peserta difabel. Grup ini akan digunakan untuk mendiskusikan cara-cara mengolah coklat sesuai dengan ajaran pelatihan serta untuk memasarkan produk yang dihasilkan.

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Djoko Rendy serta tim dosen pengabdi dari UWG untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas hidup kaum difabel di Kota Malang, serta memberi mereka peluang yang lebih baik di pasar kerja dan usaha.(San/pip*nk)

 

Berita Terbaru UWG