(UWG, 29/8/2017). Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan sentra jamu gendong, namun belum mampu memenuhi permintaan konsumen secara kuantitatif maupun kualitatif, yaitu jamu gendong yang higienis dalam proses produksinya. Yuni Agung Nugroho, SP., MP tergerak melakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Diskusi panjang dengan para pelaku industri jamu gendong akhirnya menyepakati pembuatan mesin penggiling jamu, show case untuk display jamu, kulkas untuk penyimpanan jamu dan gerobak dorong untuk alat bantu pemasaran.
Kegiatan yang terlaksana atas hibah Kemenristek Dikti tahun pelaksanaan 2017 ini bertujuan untuk efisiensi proses produksi, peningkatan kualitas dan perluasan wilayah pemasaran produk jamu tradisional di Kelurahan Merjosari Kota Malang
“Sebelumnya saya hanya bisa memproduksi maksimal 2 kg jamu per 2 hari. Dengan mesin penggiling jamu ini, saya mampu membuat 2 kg/hari, bahkan bisa 4 kg/hari. Hasil jamu lebih higienis karena tidak tercampur bahan lain dalam mesin tersebut, ” jelas Kustiani, penerima paket teknologi tepat guna (TTG) tersebut dengan wajah berseri-seri karena gembira.
“Sebenarnya kapasitas produksi mesin penggiling jamu ini adalah 10 kg/jam. Dengan wilayah pemasaran yang lebih luas karena sekarang sudah ada gerobak dorong, mudah-mudahan ke depan kapasitas ini dapat kami optimalkan,” tambah Kustini.
“TTG dari Kampus Inovasi UWG yang kami berikan ini mudah-mudahan berdampak positif pada meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap produk tradisional masyarakat ini,” ujar Agung menambahkan. (san/pip/red:rh)
