BANTUAN KUOTA TERKENDALA GAWAI …

by | Sep 8, 2020 | Berita, Kabar Mahasiswa | 0 comments

Pernyataan sekaligus pertanyaan ini muncul saat sesi diskusi Sosialisasi Bantuan Kuota Internet bagi Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah VII, XII dan XIV sore tadi. Ini dilontarkan oleh salah satu peserta yang berasal dari PTS di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XII. “Bagaimana dengan mahasiswa yang tidak memiliki gawai secara pribadi, atau memiliki gawai tetapi bukan android?” pertanyaan yang sangat wajar bagi mahasiswa yang tinggal di daerah kepulauan yang termasuk wilayah terdepan, terpencil dan terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah diluncurkan pada 21 Agustus 2020, Program Bantuan Kuota Internet bagi PTS, sore hari ini, Senin, 7 September 2020, tiga LLDIKTI mendapat giliran untuk mendapatkan sosialisasi, yaitu LLDIKTI Wilayah VII, XII dan XIV, langsung dari Ditjen Dikti. Sosialisasi melalui media daring ini berlangsung selama dua jam dengan pemateri utama Franova Herdiyanto, SKom, MTI, Kepala Subbidang Informasi dan Publikasi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Acara sosialisasi didahului dengan sambutan dari masing-masing pimpinan LLDIKTI Wilayah VII, XII dan XIV. Ketua LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA yang langsung hadir pada acara terebut menyambut baik gerak cepat Dikti. Pemimpin 332 PTS yang meliputi 23.000 dosen dan 460.000 mahasiswa di Wilayah Jawa Timur ini mengapresiasi Ditjen Dikti atas diluncurkannya Program Bantuan Kuota Internet bagi Mahasiswa dan Dosen Tahun 2020 ini. “Beberapa kali saya didemo mahasiswa yang merasa tidak nyaman dengan metode pembelajaran daring ini. Surabaya yang termasuk kota besar, di beberapa wilayah jaringan internetnya juga putus nyambung,” demikian antara lain isi sambutannya.

Senada dengan apa yang disampaikan Soeprapto, wakil dari LLDIKTI XII dan XIV juga berpendapat sama.  Perwakilan LLDIKTI Wilayah XIV menyampaikan bahwa hanya kurang dari 10% mahasiswanya yang dapat mengikuti kuliah daring selama ini. Alasan utamanya adalah kendala kuota karena umumnya mereka berasal dari keluarga ekonomi lemah. Dr. Suriel S Mofu, SPd, MEd, TEFL, MPhil (Oxon) yang memimpin wilayah Papua dan Papua Barat  ini sangat berharap program yang dikatakan berkah ini dapat dikelola dengan baik dan tepat sasaran.

Dr. JE Lekatompessy, SE, MSi, Ak, CA, Sekretaris LLDIKTI Wilayah XII menyebutkan bahwa perkuliahan daring di wilayahnya belum dapat dilakukan dengan semestinya. “Jangankan mahasiswa, dosennya saja kesulitan…,” ungkapnya sekaligus sebagai laporan kepada Ditjen Dikti. “Dengan diluncurkannya program ini kami memberikan penghargaan kepada Mendikbud dan jajarannya,” demikian akhir dari sambutannya.

Sebagai pembicara utama, Franova menjelaskan bahwa program penyaluran bantuan subsidi kuota internet ini adalah tindak lanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19, yang akan diberikan dalam bentuk kuota internet (paket data). “Progam berdurasi empat bulan ini diberikan kepada dosen dan mahasiswa di semua perguruan tinggi dengan syarat memiliki NIM/NIDN/NIDK/NUP, memiliki nomer ponsel aktif, mahasiswa dengan status aktif pada Tahun Ajaran Akademik berjalan dan dosen berstatus aktif.”

Wakil Rektor III Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang Dr. Ir. Rita Hanafie, MP yang mengikuti sosialisasi ini berharap proses pemutakhiran data yang harus dilakukan oleh lembaganya dapat berlangsung dengan lancar sampai batas akhir yang ditentukan yaitu tanggal 11 September 2020. “Hampir sama dengan yang disampaikan oleh petinggi LLDIKTI VII, kendala jaringan, kendala kuota dan banyaknya mahasiswa yang saat ini sudah kembali ke kampung halamannya, menjadi kendala tersediri. Tetapi berbagai kelonggaran yang disampaikan oleh nara sumber tadi menjadi angin segar bagi kami, karena kami sangat dimungkinkan melakukan beberapa kali proses pengajuan”. (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG