Gunung Ile Lewotolok merupakan gunung api aktif yang berada di pulau Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gunung ini mengalami erupsi pada tanggal 29 November 2020,Yang mengeluarkan abu vulkanik dan asap setinggi 4 km ke arah langit dan memaksa 2.782 warga mengungsi akibat erupsi tersebut.
Namun, di balik “Bencana alam erupsi Gunung Ile Lowotolok” tersebut terkandung beribu-ribu hikmah yang bisa kita ambil,
selain membentuk sikap sabar. Di antaranya ialah meningkatnya rasa solidaritas sosial sesama anak bangsa, tanpa memandang suku, ras, agama, maupun golongan tertetentu. Semuanya kembali pada rasa senasib seenanggungan sebagai manusia. Tumbuhnya empati ini menggugah Mahasiswa untuk menggalang bantuan bagi masyarakat korban bencana. Baik atas nama individu maupun instansi. Bagi aktivis mahasiswa, mereka langsung tanggap dan melakukan beberapa cara untuk meringankan masyarakat yang terdampak, salah satu cara nya adalah dengan membuat pamflet berisikan ajakan untuk peduli terhadap nasib saudara- saudara kita di daerah bencana.
Pada tanggal 14 Desember 2020 Himpunan mahasiswa jurusan manajemen universitas widyagama telah menyalurkan bantuan berupa uang yang di dapat dari membuka donasi untuk membantu masyarakat yang terdampak dari bencana tersebut. HMJM Universitas Widyagama Malang tidak menyalurkan secara langsung ke daerah terdampak, melainkan Mengirimkan / mentrasferkan kepada tim aksi tanggap bencana daerah agar bantuan dapat tersalurkan kepada masyarakat.
Donasi ini di kirim di No.Rek atas nama Paskalina Anu selaku penyalur bencana daerah NTT langsung. Yang di bantu oleh bapak argan untuk mengubunginya.
Bapak argan adalah salah satu tim aksi cepat tanggap bencana kota Malang. Beliau berjata (Bpk. Argan ) “Kami mengucapkan banyak limpah terimakasih kak. Karna sudah membatu kami. Apapun bantuan itu sudah lebih dari cukup kak. Terimakasih banyak kak”
Mungkin bantuan dari HMJM Universitas Widyagama Malang tidak banyak tetapi keikhlasan donatur yang menitipkan amanah melalui HMJM lah yang sangat tidak ternilai. Suatu kebanyakan bagi kami keluarga besar HMJM bisa membatu sesama.-kendala yang harus dihadapi, biasanya kendala untuk berbisnis yang paling dimiliki seseorang adalah mereka sudah terlanjur nyaman di zona nyaman mereka, sehingga akan sudah sekali untuk berkembang. Star up sendiri merupakan sebuah perusahaan rintisan yang di rancang untuk menemukan model bisnis yang tepat untuk perusahaannya agar dapat bertahan di tengah ketidakpastian yang ekstrem. (san/pip/red:hmjm)





