Apel Pagi Senin 6 September 2021 dengan metode daring melalui platform zoom meeting ini adalah apel ke-empat sejak diberlakukannya kewajiban Apel Pagi bagi dosen ASN dpk di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur. Apel yang bertujuan untuk membangkitkan kembali rasa cinta tanah air ini, dimulai pada Agustus 2021, tepatnya pada Senin 16 Agustus 2021.
Ruang zoom yang dibuka lebih dari 30 menit sebelum jam 08.00 ini sudah cukup banyak pengunjungnya. Tercatat sudah 175 orang yang hadir saat pewarta memasuki ruang zoom pada 07.22. Bukan main… Bisa jadi karena pada Agustus kemarin banyak dosen yang mengeluh karena tidak dapat bergabung di ruang zoom karena kapasitas yang disiapkan hanya untuk 500 orang. Meskipun streaming youtube juga disiapkan, namun para dosen ASN dpk yang jumlahnya lebih dari 1.500 orang dari 316 PTS di LLDIKTI Wilayah VII ini merasa lebih mantap bila bergabung langsung di ruang zoom. Untuk itulah maka mulai Bulan September ini, LLDIKTI Wilayah VII menyiapkan ruang zoom berkapasitas 1.000 orang.
Rangkaian acara pagi ini diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan mengheningkan cipta. Dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila, pembacaan naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan Panca Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia. Setelah amanat Pembina Apel, rangkaian acara ditutup dengan Do’a.
Pembina Apel pagi ini adalah Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA. Beberapa point amanat Soeprapto antara lain adalah ungkapan rasa syukur, pentingnya silaturahmi, dan ucapan terima kasih atas kehadiran para dosen. “Meskipun ada kewajiban bagi ASN untuk mengikuti Apel Pagi setiap hari Senin sebagai salah satu tolok ukur kedisiplinan, namun ada esensi yang jauh lebih penting daripada itu, yaitu silaturahmi, karena silaturahmi ini akan mendatangkan kelimpahan usia, kesehatan dan rejeki”.
Alumni ITS yang menjabat Kepala LLDIKTI Wilayah VII dua periode ini juga menyampaikan bahwa pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia belum memberikan ijin untuk perkuliahan secara tatap muka secara utuh. “Metode hybride diijinkan menyesuaikan kondisi wilayah masing-masing. Namun tetap harus dipahami bahwa pandemi ini bukan hal yang dapat dipandang enteng. Di Surabaya khususnya, meskipun kondisi sudah mulai membaik dengan indikator penurunan kasus, namun kata-kata “menurun” ini tetap harus diwaspadai”.
Pada akhir amanatnya Soeprapto menyemangati para dosen ASN yang saat penutupan Apel diikuti oleh 676 peserta ini dengan pesan untuk mengambil hikmah dari seluruh kondisi yang ada. “Allah tidak akan meberikan cobaan diluar kemampuan manusia untuk menanggungnya, karena kita dipandang sebagai manusia yang hebat dan kuat. Melalui pandemi ini saya berharap kita akan menjadi manusia-manusia yang lebih waspada, lebih hebat, lebih amanah, lebih bijak dan istilah-istilah bagus lainnya,” demikian pria berkacamata yang kalem namun tegas ini menutup amanatnya.
Menanggapi kewajiban baru ini, koordinator dosen ASN dpk Universitas Widyagama Malang Dr. Ir. SRDm Rita Hanafie, MP berharap kewajiban ini dapat diikuti secara disiplin oleh para dosen ASN dpk yang ada di Kampus Inovasi ini. “Sampai dengan hari ini, di Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang terdapat 31 orang dosen ASN dpk. UWG merupakan perguruan tinggi swasta kedua di Kota Malang yang memiliki dosen ASN dpk terbanyak setelah UMM. Hari ini alhamdulillah semua dosen ASN dpk UWG hadir pada Apel Pagi. Kewajiban ini akan selalu diingatkan sehari sebelum pelaksanaannya,” jelas Rita Hanafie. (san/pip/red:rh)



