
Kreatifitas selalu diperlukan untuk dapat bertahan dan meningkatkan kualitas diri bagi semua pihak baik secara personal maupun kelembagaan. Kreatifitas ini antara lain dapat dibangun melalui konsep ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) dari beberapa pola yang sudah dikembangkan terlebih oleh para pendahulu.
Inisiasi sawah terpal berasal dari HMJ Agroteknologi. Dari berbagai sumber, anak didik Dr. Ir. Suslam Pratamaningtyas, MP ini mencoba menanam padi bukan di lahan sawah. Melalui diskusi dengan beberapa dosen, lahirlah ide bertanam padi di sawah terpal, dengan menggunakan alat bantu polibag sebagai tempat media tanamnya.
“Sebenarnya rencana ini dilaksanakan pada Bulan September kemarin. Karena berbagai pertimbangan, diantaranya cuaca, baru pertengahan Bulan Desember ini dapat dilaksanakan,” kelas Suslam, Ketua Prodi Agroteknologi. Ditambahkan oleh Suslam bahwa ada dua jenis padi yang ditanam, yaitu padi beras hitam (warna batangnya hijau) dan padi black madras (warna batang ungu tapi berasnya putih). “Diantara polibag-polibag yang ditanami padi akan ditebarkan benih ikan nila merah dan disisi selatan barat sawah terpal akan dibuat chunnel (chick tunnel) yang nantinya dihubungkan dengan kandang ayam,” jelas Suslam lebih lanjut.
Kegiatan tandur pari sawah terpal yang dihadiri oleh seluruh dosen dan mahasiswa Prodi Agroteknologi ini dilakukan di area green house milik FP yang berlokasi di belakang Kampus lll Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang pada Sabtu 21 Desember 2019. “Di sawah terpal ini bukan hanya kegiatan budidaya tanaman yang dapat dilakukan, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk praktikum beberapa mata kuliah yaitu pemupukan, pengendalian hama, gulma, sistem pertanian terpadu dan masih banyak lagi,” jelas Suslam lebih lanjut.

Sebagaimana petani sawah konvensional pada umumnya, acara tandur pari sawah terpal Agroteknologi ini diawali juga dengan ritual “slametan” dengan menu sederhana sebagai wujud lain rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. (san/pip/red:rh)



