Kalimat di atas tidak hanya disampaikan oleh mahasiswa, dosen pun merasakan hal yang sama. “Pengalaman baru yang menyenangkan. Solusi tepat sebuah metode pembelajaran pada kondisi seperti sekarang ini,” kalimat ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. Sopanah, SE, MSi, Ak, CA, CMA, mewakili semua dosen penguji dan mahasiswa setelah melakukan ujian skripsi berbasis daring pertama di lingkungan Fakultas Ekonomi Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang pada masa pandemik covid-19 ini.
Selasa, 31 Maret 2020. Deni Kurniawan, mahasiswa Program Studi Akuntansi ini, mempertahankan hasil penelitiannya dihadapan para penguji. Tugas akhir berjudul Akuntabilitas dan Transparansi Laporan Keuangan Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang berhasil mengantarkannya menggapai gelar Sarjana Ekonomi. “Saat dikabarkan saya boleh ujian pada Bulan Maret 2020, tentu saja sangat senang, karena jadwal ini sudah saya tunggu-tunggu. Secara daring? Ini tantangan tersendiri buat saya. Diantara teman seangkatan, belum ada referensi yang saya dapatkan. Saya adalah yang pertama di program studi saya, mungkin juga yang pertama di fakultas saya. Untuk itu saya telah menyiapkan materi dalam bentuk power point yang rinci agar penguji bisa menangkap semua apa yang ingin saya sampaikan,” demikian penjelasan lajang kelahiran Malang tahun 1997 ini.
Arema yang akhirnya dapat menyelesaikan studinya pada awal tahun ke-empat ini merasa sangat bersyukur, karena kelulusannya ini sama artinya dengan satu point kebanggaan bagi orangtuanya. Ujian skripsi berbasis daring yang dilakukan di rumah dengan didampingi om, tante dan adiknya ini berjalan lancar dengan penguji Dr. Sopanah, SE, MSi, Ak, CA, CMA; Dwi Anggarani, SE, MSi, Ak dan Endah Puspitowati, SE, MSi, Ak.
Diminta pendapatnya pada saat yang lain, Dwi Anggarani, Ketua Program Studi Akuntansi menyampaikan bahwa disamping keunggulannya, sistem daring ini juga memiliki beberapa kelemahan yang diharapkan kedepannya menjadi perhatian. “Kadang-kadang jaringan tidak stabil sehingga terputus-putus dan waktunya terbatas. Satu lagi kelemahannya menurut, media ini berbayar. Pada saat seperti ini, biaya menjadi perhatian utama banyak pihak. Akan lebih bijaksana bila ini menjadi perhatian jajaran pimpinan,” perempuan yang biasa dipanggil Rani ini melambungkan asa.
Daring ini adalah metode alternatif di masa darurat. Marilah kita semua berdoa agar Kota Malang segera terbebas dari Covid-19 sehingga proses belajar mengajar kembali normal. Tidak ada lagi masker dan himbauan social distancing dan physical distancing diantara kita. Semoga!. (san/pip/red:rh)



