Sejak pertama kali merebak, masa inkubasi Covid-19 adalah selama 14 hari. Itu sebabnya bidang pendidikan memberlakukan pembelajaran daring dari tanggal 14 hingga 28 Maret 2020. Dengan pertimbangan banyak hal, masa inkubasi yang dimaksudkan untuk memutus penyebaran Covid-19 ini ternyata terus bertambah panjang. Sebelas April, 28 April hingga diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar.

Ada beberapa kemungkinan yang ditengara menjadi penyebab mengapa kondisi darurat Covid-19 di sebagian besar wilayah Indonesia belum menunjukkan kondisi membaik. Virusnya yang memiliki kemampuan tinggi untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi atau ketidakdisiplinan masyarakat mematuhi himbauan hingga larangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Menyikapi kondisi ini, Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang sebagai lembaga pendidikan terus terpanggil untuk melakukan Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), tidak saja kepada keluarga besar kampus yang berlokasi di Jalan Borobudur No. 35 Malang, tetapi secara umum kepada masyarakat luas.
Kedalam, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Mulai dari diberlakukannya pembelajaran daring, penyediaan hand sanitizer, edukasi Covid-19 bagi para pejabat struktural dan akademik, pemasangan poster-poster berisi peringatan dan anjuran di area kampus, sterilisasi ruangan dan gedung, pengukuran suhu tubuh semua orang yang masuk area kampus, hingga diberlakukannya piket atau Work From Home (WFH) bagi pejabat struktural administrasi dan akademik. Semua bertujuan untuk melakukan komunikasi dan memberikan informasi sekaligus edukasi.
Keluar, hal yang sama dilakukan melalui media sosial yang akrab dengan hampir seluruh komponen masyarakat, baik WhattsAp, Facebook, IG, dan Twitter. Segala macam himbauan sudah dikeluarkan hampir dua bulan, namun tanda-tanda kemenangan masih hanya menjadi harapan. Tidak ada yang salah pada masyarakat luas yang masih harus beraktifitas diluar rumah karena ini menyangkut hajat hidup masing-masing. Tentunya sepanjang protokol kesehatan dan berbagai anjuran ditaati.
“Kita tahu masyarakat mungkin sudah jenuh dengan berbagai himbauan dan larangan, tetapi kita tetap harus mengingatkan kembali, bahwa perang melawan Covid-19 ini belum berakhir,” demikian ujar Rektor UWG Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT saat diambil gambar dengan posisi salam “Sikat Corona”, menyilang dua tangan didepan dada dan tak lupa masker kain menutup mulut dan hidungnya.

Gambar Agus Tugas ini dipasang berdampingan dengan 10 himbauan kepada masyarakat luas tentang apa yang harus dilakukan untuk melawan Covid-19, yaitu banyak berdoa, sering cuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan, jaga jarak, pakai masker, asupan bergizi, utamakan aktifitas di rumah, berjemur dan berolahraga, tetap produktif dan tidak mudik/pulang kampung. Kesepuluh himbauan ini dicetak dengan warna mencolok berukuran 4×6 m dan dipasang di depan Kampus II UWG. Disamping sebagai materi KIE, semangat tetap diberikan dalam bentuk slogan bertulisan besar “Bersama Kita Bisa!” (san/pip/red:rh)



