ABE: KITA VIDEOCALL YA MA….

by | May 21, 2020 | Berita, Kabar Mahasiswa | 0 comments

“Semoga mama sama ade suka. Kalau sudah sampai, kasih kabar…. Kita video call….,” ini bunyi status Adrianus Hipolitus Bere di media sosial WhatsApp miliknya, sesaat setelah mengirim sebuah smartphone ke rumah orangtuanya nun jauh disana, Atambua Nusa Tenggara Timur (NTT). Jujur, mata penulis langsung terasa panas dan merebak air mata memenuhi ruang mata dan kemudian meluncur satu-satu melintasi pipi. Inilah bagian dari bakti dan kerinduan seorang anak kepada keluarganya. Merantau jauh keluar pulau, mencari ilmu demi peningkatan kualitas diri, keluarga dan juga daerah asalnya.
Kecanggihan dunia komunikasi telah mampu menjadi salah satu media pencurahan segala rasa yang dialami anak manusia. Melalui fitur status disebuah media sosial, berbagai rasa diungkapkan. Senang, bahagia, kesal, rindu bahkan umpatan dan cacian kepada seseorang. Tak ayal, ungkapan rasa itu bukan hanya target tujuan yang tahu, tetapi bisa jadi menyebar kemana-mana. Bahkan ada yang sengaja melakukannya dengan tujuan tertentu.
Abe, demikian Adrianus Hipolitus Bere, biasa dipanggil, satu diantara mahasiswa Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang yang saat ini sedang melaksanakan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) di PT Garam Caplong Pamekasan Madura. Sama seperti semua karyawan PT Garam yang harus terus bekerja di saat Pandemi Covid-19, Abe-pun demikian juga. Tiga bulan mengikuti PMMB, pemuda Atambua inipun menikmati haknya, layaknya para pegawai yang lain. Pendapatan selama tiga bulan inilah yang sebagian besar disisihkan untuk membeli smartphone dan dikirimkan kepada sang mama Emilia Kun dan adiknya. Agar bisa video call……., sebuah bentuk kerinduan yang tak bisa dibendung. “Kebutuhan pribadi saya tidak banyak, karena sebagian besar sudah disiapkan oleh perusahaan, jadi saya dapat berhemat,” begitu ceritanya.
Diawal pemerintah mulai melakukan berbagai kebijakan terkait dengan upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, sang penanggung jawab PMMB UWG, Dra. Wiwin Purnomowati, MSi yang juga Ketua Pusat Pengembangan Karir (P2K) sempat menawarkan kepada para mahasiswa peserta magang BUMN, cuti sementara atau tetap melanjutkan program yang harus dijalani selama satu semester ini. Abe dan tiga orang temannya menyatakan tetap ingin melanjutkannya. Tiga peserta lain tersebut, satu ditempatkan di PT Virama Karya dan dua lainnya di PT Pelindo III.

“Banyak hal yang ingin saya pelajari dan banyak hal yang sudah saya dapatkan disini (red-PT Virama Karya). Saya tidak ingin kehilangan moment ini. Saya betul-betul diperhatikan sebagaimana layaknya pegawai yang lain. Protokol kesehatan dengan ketat dilaksanakan, seperti penyemprotan desinfektan ke seluruh tubuh saat masuk kantor, penggunaan masker, keharusan cuci tangan setelah mengunjungi proyek, juga pengukuran suhu tubuh. Pokoknya aman bu….,” demikian Sela, mahasiswa Teknik Sipil mengungkapkan kondisi kesehariannya di tempat magang, saat ditanya.
Akan halnya Abe, yang akan menyudahi programnya pada 10 Agustus 2020 mendatang, merupakan representasi generasi muda yang memiliki semangat luar biasa. “PT Garam dikecualikan dari aturan PSBB karena para karyawan pabrik garam tidak bisa melakukan Work From Home (WFH). Ini merupakan kesempatan besar bagi saya untuk terus belajar dan menimba ilmu lebih banyak,” ungkap Abe saat ditanya apakah menginginkan libur sementara. Semangat kerja yang tinggi, perilakunya yang terjaga dan tekadnya untuk memberikan dan menjaga nama baik lembaga pendidikan tinggi yang mengirimnya membuahkan hasil yang luar biasa.
“Setelah lulus nanti, saya sudah ditawari untuk bekerja di PT Garam Kupang.” Ini berita membahagiakan yang dikirimkan mahasiswa Teknik Elektro ini ke kampusnya, kemarin Rabu 20 Mei 2020. (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG