DUNIA KERJA: INTEGRITAS MENGALAHKAN IPK DAN RANKING

by | Jul 12, 2020 | Berita | 0 comments

Pernyataan ini pernah disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indnesia Nadiem Makarim, dan Sabtu 11 Juli 2020 kemarin digarisbawahi oleh Direktur Utama PT Garam (Persero) Dr. Budi Sasongko, SE, SH, MH, MM, Ak, saat acara Sosialisasi dan Talkshow Program Magang Bersertifikat (PMMB) di BUMN yang dipendegani oleh Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang.

Acara bermedia Zoom ini dibuka oleh Rektor Universitas Widyagama Malang Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT. Sambutan singkat Agus Tugas diawali dengan ungkapan rasa syukur karena seluruh sivitas akademika kampus yang dipimpinnya diberikan nikmat kesehatan, satu hal yang sangat berharga di era pandemi Covid-19 ini. “Sejak diluncurkan oleh pemerintah, Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang telah mengikutkan sedikitnya 35 orang mahasiswanya pada program bergengsi ini, dan salah satunya ditempatkan di PT Garam. Program ini banyak memberikan pencerahan kepada mahasiswa tentang bagaimana terjun ke dunia kerja, mengimplementasikan ilmu teori dan praktek serta membangun empati untuk menjadi SDM Unggul. Dengan persyaratan tertentu, melalui program ini mahasiswa tidak hanya mendapatkan sertifikat yang nantinya dapat dijadikan salah satu SKPI, tetapi juga pengakuan setara 20 sks dan 6 sks tugas akhir,” demikian Agus Tugas.

Kepala Pusat Pengembangan Karir (P2K) UWG, Dra. Wiwin Purnomowati, MSi, setelah sukses berduet dengan putri bungsunya di dua perguruan tinggi membahas tuntas program pemerintah Kompetisi Bisnis Manajemen Indonesia (KBMI), kembali hadir di kancah webinar dengan mengusung tema Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) di BUMN di kampus tercintanya. Mendampingi Budi Sasongko, alumni Kampus Inovasi yang berlokasi di Jalan Borobudur 35 Malang, Wiwin dengan semangat menjelaskan kepada semua peserta talkshow bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi manakala seorang mahasiswa ingin menjadi bagian dari program bergengsi yang penghargaannya dapat dijadikan sebagai salah satu Sertifikat Kompetensi Pendamping Ijazah (SKPI) ini. “Ini adalah kerjasama formal antara perguruan tinggi dengan BUMN yang dijembatani oleh Forum Human Capital Indonesia. Jadi hanya perguruan tinggi yang sudah ber-MoU dengan FHCI ini saja yang boleh mengirimkan mahasiswanya. Untuk dapat diusulkan oleh perguruan tingginya, beberapa persyaratan harus dipenuhi oleh mahasiswa antara lain masih aktif sampai dengan semester 6, IPK minimal 3, siap magang selama enam bulan penuh, sehat jasmani dan rohani, mengantongi ijin dari orang tua, direkomendasi oleh Ketua Prpgram Studi dan membawa Surat Kelakuan Baik dari Kaprodi atau Dekan Fakultas masing-masing,” urai Wiwin semangat melalui beberapa slide paparannya.

Dosen Fakultas Ekonomi yang pernah mengantarkan beberapa mahasiswa UWG dalam 3 batch PMMB BUMN RI ini juga menjelaskan bahwa program kelanjutan dari COOP ini sejalan dengan konsep Merdeka Belajar- Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Nadiem Makarim, yaitu bahwa mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar di luar kampus selama satu semester.

Budi Sasongko, sebagai petinggi salah satu BUMN RI yang pada tahun 2020 batch I menerima seorang mahasiswa UWG untuk magang di anak perusahaannya di Sampang Madura, menjawab pertanyaan salah satu peserta, apakah program ini hanya bisa dilakukan melalui perguruan tinggi saja. Pria berkacamata ini menjawab dengan pasti bahwa perusahaan yang dipimpinnya terbuka untuk menjadi tempat magang mahasiswa yang perguruan tingginya belum mengantongi kerjasama dengan FHCI. “Silakan yang menginginkan magang di PT Garam. Dapat dilakukan selama satu-dua bulan dengan memperhatikan persyaratan tertentu.  Bedanya dengan program PMMB adalah bahwa magang yang diluar FHCI ini tidak mendapatkan uang saku dan sertifikat. Kami juga membuka lowongan kerja melalui web resmi PT Garam (Persero),” jelasnya lebih lanjut.

Ditambahkan oleh Budi Sasongko bahwa banyak manfaat kegiatan magang yang dapat diambil oleh mahasiswa, karena program ini membantu program pemerintah menciptakan sumber daya manusia unggul yang trampil. “Tentu saja harus siap ditempatkan dimana saja walau tidak sesuai dengan program studi yang ditempuh,” tambahnya tanpa mengurangi motivasinya kepada pada peserta. “Jangan khawatir bila IPK nya kurang dari 3, karena sesuai dengan core value perusahaan kami, yang terpenting adalah integritas.  Tetapi tentu saja kuliah tetap penting untuk menajamkan analisis dan ini diukur secara kuantitatif dengan IPK dan atau ranking,” tegasnya seolah memberi contoh dengan deretan gelar yang ada di belakang namanya.

Acara yang dimoderatori oleh Hanif Rani Iswari, SE, MM dalam waktu 120 menit ini mampu mengundang lebih dari 100 orang peserta. (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG