SYAM: DEBAT ADALAH SENI OLAH KATA DENGAN ANALISA DAN LOGIKA

by | Jul 22, 2020 | Berita, Kabar Mahasiswa | 0 comments

Untuk yang ketiga kalinya, Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan menyelenggarakan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI). Kali pertama sukses diselenggarakan di UM Malang pada tahun 2018 dan kali kedua digelar di Unair pada tahun 2019. Setelah mengikuti Sosialisasi KDMI secara nasional pada tanggal Selasa 21 Juli 2020, Mufidatul Ma’sumah, SH, MH menginisiasi untuk berkoordinasi dengan semua mahasiswa yang sudah melakukan persiapan, seperti yang dilakukan Fakultas Hukum, maupun yang belum melakukan persiapan namun berminat untuk mengikutinya.
Sebagaimana tujuan yang dicanangkan, melalui KDMI mahasiswa mampu menunjukkan kemampuan terbaik dalam berpikir kritis, berkomunikasi, meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan jejaring antar perguruan tinggi dan memupuk rasa kesatuan dan kebanggaan terhadap kebhinnekaan bangsa dan budaya. Karena kondisi secara nasional masih terhambat oleh pandemic Covid-19, maka kompetisi yang menuntut wawasan luas, kemampuan berbahasa yang baik, dan kemampuan berargumentasi ini akan dilaksanakan secara virtual dengan berbagai panduan yang telah ditetapkan.

Dalam sambutan motivasinya pada Sharing Session Trik dan Tips Hadapi KDMI dan NUDC yang diselenggarakan pada Rabu 22 Juli 2020 jam 19.00 dengan platform zoom, Wakil Rektor III UWG Dr. Ir. Rita Hanafie, MP mengutip beberapa kalimat dari panduan kompetisi bahwa kemampuan bahasa akan meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat internasional. “Kemahiran berargumentasi berdasarkan analisis logis dan factual akan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membuat keputusan,” imbuh dosen Fakultas Pertanian ini. Dijelaskan pula bahwa lomba yang rencananya hanya akan diikuti oleh 30 finalis dari 15 LLDIKTI ini merupakan upaya yang utuh untuk membangun 6C, yaitu Collaboration-kerjasama, Creativity-kreatifitas, Critical thinking-berpikir kritis, Communication-komunikasi, Citizenship-kewarganegaraan, dan Character-karakter, dengan menitik beratkan pada upaya membangun dan mengembangkan karakter dan kemampuan berpikir analistis dan kritis para mahasiswa.
Pada acara tersebut, Mufi, demikian Mufidatul Ma’sumah biasa dipanggil, menghadirkan dua alumni Fakultas Hukum UWG Syam Hadijanto, SH, MH dan Angelo Emanuel Flavio Seac, SH, MH yang keduanya saat ini berprofesi sebagai Konsultan Hukum. Mereka adalah alumni yang pada jamannya pernah mewakili Kampus Inovasi UWG untuk berlaga pada ajang yang sama.

“Seorang debater harus memiliki kepercayaan diri kuat, seni mengolah kata dengan analisis dan logika kuat, kesiapan berbagai materi, kekompakan tim (teamwork), pembagian tugas sesuai dengan ciri khas kemampuan dan karakter anggota dengan tupoksi masing-masing,” demikian Syam yang kini berkumis dan berjenggot membagi tips seorang debater. Sementara itu Angelo, mantan Dan Menwa Yon 814 Wisanggeni UWG banyak bercerita tentang perjalanannya mengikuti berbagai kompetisi debat selama menjadi mahasiswa S1 di fakultas yang menyebut diri dengan moto Legal Spirit ini.
Diskusi menarik muncul setelah itu. Bagaimana mengatasi kondisi “nge-blank” saat di atas panggung, bagaimana trik bila lawan mulai melenceng dari tema/mosi dan bagaimana menyampaikan argumentasi step by step yang tersusun rapi. Pertanyaan-pertanyaan ini dilontarkan oleh Aprillia dan Haykal, wakil dari FH dan FE.
Dengan sabar Syam dan Angelo menjawabnya. “Kunci penguasaan panggung adalah rasa percaya diri. Ini semua harus didukung dengan satunya hati dan tujuan diantara anggota tim. Jangan melakukan hal-hal diluar kebiasaan sesaat sebelum masuk ke arena debat, karena ini akan mengganggu fokus dan konsentrasi,” demikian Syam, Security Analyst Assistant Manager pada PT Austindo Nusantara Jaya Tbk ini. Jawaban tambahan disampaikan oleh Angelo yang menitik beratkan pada kemampuan leadership tim debat. Jangan terpancing dengan argumentasi lawan yang tiba-tiba melenceng, ini justru menjadi poin untuk menyerang lawan,” tandas Founder AFS Group Corp Malang ini.
Sebelum acara ditutup, Adithya, mahasiswa FH yang tahun ini gagal melaju dalam Kompetisi Debat Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Tahun 2020 karena wabah global ini juga menggarisbawahi pentingnya rasa percaya diri dan berharap kampusnya memberikan wadah kepada para mahasiswa berkemampuan adu argumentasi ini dalam sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa. Pada akhir acara yang ditutup hampir jam 22.00 ini Mufi menyimpulkan beberapa simpulan dari paparan dan diskusi malam itu diantaranya adalah pentingnya faktor kepemimpinan, pembagian tugas, adanya solusi diakhir debat, kemampuan berargumentasi secara lisan, penguatan materi dengan luasnya wawasan dan sinergitas anggota tim. Disamping Mufi yang dipercaya mendampingi mahasiswa KDMI, ikut bergabung pula malam itu Niken Paramita, SE, MM yang dipercaya mendampingi mahasiswa NUDC. (san/pip/red:rh)

Berita Terbaru UWG