(FEB, 17/01/2021). Kader dianggap sebagai ujung tombak suatu organisasi, maka kriteria minimum yang wajib dimiliki harus tinggi. Salah satu kriteria tersebut adalah para kader harus memiliki jiwa tangguh, aktif, kreatif, spritual, intlektual.. Seperti yang telah dijelaskan diawal, jiwa taksi yaitu jiwa semangat membara, mengebu-gebu dan penuh gairah dalam melaksanakan amanah yang diemban dalam keorganisasian tersebut. Seorang kader tidak akan pernah mendapatkan sebutan militan, jika komitmen dan tujuan dalam organisasi tersebut tidak begitu kuat. Kuat tidaknya tujuan bahkan komitmen seseorang, sebenarnya bergantung dari niat orang tersebut, dalam hal ini kader, untuk terjun dalam organisasi. Allah pernah mengatakan dalam Alqur’an bahwasanya setiap orang akan mendapatkan apapun yang diniatkannya, jika seseorang melakukan sesuatu dengan niat dunia maka untuknyalah dunia itu, dan dia tidak akan merasakan sedikitpun nikmat akhirat. Begitupun jika niat seseorang tersebut untuk mendapatkan ridho Allah, maka untuknya lah rahmat dan ridhoNya. Kemurnian niat untuk melakukan sesuatu hanya karena takut kepada Allah dan hanya mengharapkan rahmat serta ridho Nya, maka sudah pasti perilaku yang tercermin adalah perilaku militan, yang sungguh-sungguh dan bersemangat. Menurut tinjauan pustaka dan pengamatan, tingkat militansinya seorang kader dalam mengemban amanah lebih besar diakibatkan karena ketakutannya kepada Allah, beratnya amanah dan konsekuensi yang dibebankan kepadanya. Hal tersebut yang membuatnya seolah tidak memiliki pilihan lain kecuali menyerahkan ketotalan dirinya yang diwujudkan pada setiap aktivitas dalam menjalankan amanah itu sendiri.

Setelah sebelumnya Himesya menggelar seminar lokal dan seminar nasional secara online, kali ini Himesya FEB juga ikut andil dalam memeriahkan deretan acara Seminar dan Webinar. Himesya menggelar Diklat Online “TAKSI” dengan peserta sebanyak 22 Peserta D3 Keuangan & Perbankan Syari’ah yang diikuti oleh mahasiswa priode th. 2019-2020.
Tanggapan Ketua Indah Lestari mengenai acara ini “Alhamdulillah” Diklat online pertama yang diselenggarakan oleh kita berjalan dengan sukses. Saya berharap webinar selanjutnya akan lebih baik lagi dan mengusung tema yang lebih menarik”.
Diklat online yang dilaksanakan pada Minggu, 17 Januari 2021 dengan memanfaatkan media Zoom Online Meeting diawali dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Ekonomi yaitu : Ibu Dr. Ana Sopanah, SE., M.Si., Ak., CA., CMAmengucapkan syukur atas kesuksesan kegiatan “Alhamdulillah, acara terselenggara dengan sukses. Jumlah peserta mencapai sekitar 22 orang, semuanya semangat berpartisipasi. Terimakasih atas kerja sama panitia yang baik. Bahkan diharapkan kegiatan ini jadi pintu untuk kegiatan lain” pungkasnya, dan Diklat online diadakan oleh Himesya, dengan menghadirkan Narasumber yang luar biasa yaitu Bapak Dr. Purnawan D. Negara, SH., MH, dan Dr. Ir. Ngudi Tjahjono, M.Sc. Tema ini sangat pas untuk generasi pemuda dalam berorganisasi. Tidak hanya teori yang disampaikan, namun juga praktek yang akan disampaikan langsung oleh Praktisi.
Diklat yang berlangsung mulai pukul 13.30 – 16.15 WIB dibagi dalam 2 sesi, yaitu sesi pemaparan materi dan sesi tanya jawab. Vaneszya Patrik Villanuga selaku Moderator dalam Webinar kali ini membuka acara inti dengan menyapa Narasumber tersebut. Pemateri pertama yaitu : Bapak Dr. Purnawan D. Negara, SH., MH, selaku Dosen Fakultas Hukum UWG menyatakan untuk Tangguh kita bisa meniru Vietnam karena orang-orangnya tidak mudah pantang menyerah. Sedangkan untuk aktif kita bisa meniru Aust4alia yang memiliki kemauan keras, dan tekad yang kuat. Indonesia bukanlah negara yang kurang tangguh dan aktif tetapi hanya SDMnya yang kurang memiliki kemauan yang kuat ini semua demi kemajuan negara kita sendiri. Dalam menjadi mahasiswa lita harus ikut berorganisasi kita wajib untuk mengeksplor keahlian kita salh satunya ialah mengikuti program kreatifitas yang ada dikampus, dan juga dengan menetralisir anggota organisasi untuk yang bersungguh-sungguh, tentunya dengan memilih orang yang memiliki perilaku baik..Menjadi Mahasiswa kelas karyawan (bekrja) apalagi D3 butuh kemauan keras agar untuk bisa meluangkan waktu terjun dalam berorganisasi guna kemajuan individu agar kelak jika lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai kemampuan, dan hobi tiap mahasiswa tersebut. Berikut cirri-ciri kreatif menurut psikologi positif yaitu 1).Penuh energi tetapi fokus, 2). Cerdas tetapi naïf, 3.) Suka bermain-main tetapi disiplin, 4). Pemimpin tetapi realistis, 5). Campuran ekstrovert dan introvert, 6). Tak silau dengan suatu pencapaian, 7). Konsertatif tetapi punya sisi pemberontak, 8). Objektif dan tidak anti kritik.
Dan pemateri kedua yaitu: Bapak Dr. Ir. Ngudi Tjahjono, M.Sc. selaku dosen Fakultas Teknik UWG) beliau mengatakan “Intelektual yaitu cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Mempunyai kecerdasan tinggi, cendikiawan, totalitas atatau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman. Sekuler bersifat duniawi kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian). Sekularisme paham pandangan yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasrkan pada ajaran agama. Sekularisasi hal-hal yang membawa kea rah kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama. Ayat-ayat Qouliah : Tertulis di Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw, titik temu melalui ayat-ayat Kauniah: Pencarian dan pembuktian oleh manusia memerlukan proses panjang. Substansi Al Qur’an dan Hadist. Nabi tegas menyatakan, bahwa : Manusia harus banyak mencari ayat kauniah dengan kajian mereka sendiri. Dan islam telah memerintahkan manusia mendalami sains, sedangkan kelemahannya ialah sebagai berikut yang hanya mencakup kaidah di dunia empiris, tidak dapat menyentuh dunia ghaib/non empiris, sains mengalami kesulitan sewaktu-waktu berupaya mencari kaidah social, ekonomi, politik, dalam masyarakat manusia. Kesempurnaan Islam, yang menjadi keistimewaan kandungan Al Qur’an dan Hadist Nabi lah yang bisa mengisi kekurangan sains tersebut. Jdi Para pemuda haruslah bisa membedakan kepandaian hanya sains, dan yang hanya mengabaikan sains sama sekali. Kesimpulan tentunya kedua hal tersebut sama-sama penting.
Dari pemaparan materi oleh Narasumber yang luar biasa tersebut, membuat antusiasme peserta untuk menyampaikan beberapa pertanyaan melalui room chat Pertanyaan tersebut dibacakan oleh Moderator sesaat setelah materi disampaikan. Diklat ini mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak, bahkan Narasumber sangat antusias untuk membantu para peserta dalam mengembangkan usaha yang mereka miliki serta dijelaskan seca jelas, rinci penuh semangat. Diklat online Himesya ditutup oleh Kaprodi D3 Keuangan dan Perbankan Syariah, Nashrudin Mas SE., MM dengan penuh rasa bahagia, dan syukur karena acara dapat berjalan dengan lancar. (san/pip/red:FEB)



