UWG SIAP BERTARUNG LAGI PADA KDMI DAN NUDC 2021

by | May 3, 2021 | Berita | 0 comments

Kesiapan ini disampaikan oleh Mufidatul Ma’sumah, SH, MH dan Niken Paramita, SS, MPd, setelah mengikuti Sosialisasi Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia  (KDMI) dan National University Debater Competition (NUDC) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Pendidikan Tinggi (Puspresnas Dikti) pagi ini Senin 3 Mei 2021, mendampingi Wakil Rektor III UWG Dr. Ir. Rita Hanafie, MP. Mufi, adalah dosen Fakultas Hukum yang kembali ditunjuk untuk menjadi pendamping tim KDMI dan Niken, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang juga Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI), yang akan mendampingi tim NUDC.

Dibuka oleh Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi, SIP, MSi, narasumber Sosialisasi NUDC dan KDMI ini terdiri dari tiga orang yaitu Rachmat Nurcahyo, SS, MA dari Universitas Negeri Yogyakarta, I Nyoman Rajin Aryana, SPd dari Politeknik Negeri Bali dan Dora Angelina Aruan, SPd, MHum dari Universitas Katolik Atma Jaya. Dalam sambutan pembukanya Asep menyampaikan bahwa kompetisi ini bertujuan untuk melihat dan menemukan talent-talenta generasi muda yang dilakukan dengan memodifikasi platform baru yang diharapkan dapat dijangkau lebih luas oleh para peserta. Asep juga menyampaikan bahwa lomba ini tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa, tetapi diperluas untuk satuan pendidikan dari SD hingga SMA.

Tiga narasumber yang menurut Rachmat biasa dikenal dengan Trio Wek Wek ini secara bergantian memberikan penjelasannya. “NUDC khusus untuk mahasiswa. Bisa diikuti oleh mahasiswa dari semua program studi dan dapat dipakai sebagai bekal untuk studi ke luar negeri,” demikian Rachmat membuka penjelasannya. Lebih lanjut disampaikan bahwa sejalan dengan perkembangan, saat ini berkembang komunitas-komunitas debaters di beberapa daerah.

I Nyoman Rajin menambahkan bahwa  pada NUDC kali ini terdapat perbedaan dengan penyelenggaraan tahun lalu.  Tahun ini tidak ada penilain portofolio peserta. “Penilaian difokuskan pada video yang diunggah, yang terdiri dari 3 buah video, yaitu video dari debater pertama, video dari debater kedua yang masing-masing berbobot 20%, dan video ketiga berisi dua debaters yang berbobot 60%. Proses pengunggahan video untuk seleksi tingkat wilayah hanya 95 menit untuk tiga buah video,” jelas Nyoman.

Sebagai nara sumber terakhir Dora lebih banyak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta melalui forum chat. Diantaranya adalah, bahwa tidak boleh ada penggantian anggota tim, seluruh anggota tim (debaters maupun N1) wajib mengikuti seluruh rangkaian acara. “Penggantian anggota tim hanya diijinkan setelah proses pendaftaran dan dengan surat keterangan resmi dari pimpinan perguruan tinggi. Manakala tim sudah lolos di tingkat wilayah, tidak boleh ada penggantian,” begitu penekanannya.

Tidak jauh beda dengan NUDC, KDMI yang secara nasional sudah dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut, tahun inipun ada perbedaan penyelenggaraan. “Format penyelenggaraan lebih baik dengan harapan lebih banyak peserta yang terjaring. Kalau tahun lalu menggunakan sistem Asian Parlementary, maka tahun ini menggunakan sistem British Parlementary. Dengan sistem ini, sama dengan NUDC, maka pada final tingkat nasional akan ada lebih banyak peserta yaitu 112 tim dari seluruh Indonesia,” jelas Rachmat.

Sebagaimana tahun 2020, NUDC dan KDMI tahun 2021 akan dilaksanakan secara daring.  “Ini adalah kompetisi yang menjadi ajang berprestasi bagi para mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi yang efektif,” tutup Dora yang menyebut para peserta dengan sapaan Sobat Berprestasi.

Setelah materi NUDC dan KDMI, pada hari yang sama tetapi jam yang lain, Puspresnas juga menggelar Sosialisasi Kompetisi Bisnis bidang Manajemen dan Keuangan (KBMK). Pada sesi ini Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang diwakili oleh Choirul Anam, SE, MSi, Ak, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. (san/pip/red:rh)

 

 

Berita Terbaru UWG