PRODUKSI SANGKAR BURUNG MENINGKAT BERKAT ALAT PEMBELAH KAYU DAN PENYERUT BAMBU 

by | Aug 29, 2017 | Kegiatan | 0 comments

(UWG, 29/8/2017). Meningkatnya penghobi burung, mendorong permintaan sangkar burung yang terus meningkat. Peluang ini terkendala oleh proses pembelahan kayu dan pemecahan serta penyerutan bambu menjadi jeruji-jeruji. Faqih, ST, MT, dosen Fakultas Teknik UWG menangkap permasalahan di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ini dengan merekayasa alat pembelah kayu dan penyerut bambu.  

Bersama Dr. Ir. Fachrudin, MT dan Ir. Ngudi Tjahjono, MSc, Faqih menggandeng mitra pengrajin sangkar burung “Karya Mandiri” dan “Lancar” dalam sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Melalui serangkaian diskusi, alat lama berupa gergaji tangan diganti dengan meja kerja dengan gergaji yang digerakkan dengan motor listrik dan alat penyerut bambu yang juga digerakkan dengan motor listrik.

“Dengan teknologi ini, ketebalan kayu dapat diatur dan hasil belahan lebih lurus dan halus”, jelas Juanda, pemilik “Karya Mandiri” yang berlokasi di RT 08 RW 04 Dukuh Bodean Putuk. “Tangan tidak capek lagi….,” tambahnya sambil tersenyum penuh rasa syukur. Riyanto, pemilik “Lancar” menambahkan bahwa alat penyerut bamboo hasil rekayasa dosen Kampus Inovasi dengan pendanaan dari Kemenristek Dikti ini membuat proses produksi menjadi lebih ringan dan cepat dengan hasil yang meningkat secara kuantitas dan kualitas. “Sebelumnya kami hanya bisa memproduksi maksimal 20 sangkar dalam satu bulan. Dengan mesin ini, kami mampu membuat 40 – 50 sangkar per bulan dengan hasil yang jauh lebih halus,” imbuhnya bangga.

Fachrudin, anggota pelaksana yang juga adalah Dekan Fakultas Teknik UWG berharap bahwa Juanda dan Riyanto dapat merawat alat bantuan ini dengan baik dan bersama-sama dengan  pelaku industri sangkar burung yang lain ke depannya mampu memodifikasi alat ini sehingga dapat disebarluaskan dengan biaya yang jauh lebih ringan. (san/pip/rh)

Berita Terbaru UWG